ADRIZAL

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru matre

Guru matre

Semua kita pasti pernah mendengar kata "matre". Kata matre sebenarnya bukan kata baku tapi masuk ke dalam bahasa gaul yaitu ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan oleh anak muda dalam pergaulan sehari-hari.

Beberapa kata yang sering dipadankan misalnya cewek matre, cowok matre, kawan matre, artis matre, anak matre, siswa matre bahkan ada pula guru matre sesuai bahasan kali ini.

Matre yang dimaksud dalam bahasa gaul anak muda tersebut pada dasarnya lebih mengarah kepada makna materalistis yaitu salah satu paham bahwa segala sesuatu itu harus dengan perhitungan materi.

Di kalangan guru juga kerap muncul sosok guru yang materiaslistis. Hitungannya untung rugi, dan seringkali mengharapkan keuntungan yang serba cepat tanpa harus melalui perjuangan yang panjang. Semisal saya rajin ke sekolah, kira-kira secara material akan mendapatkan apa ya?

Bagi guru tipe matre, mengajar baginya adalah suatu beban dan kewajiban yang harus dibayar. Mengajar harus dapat imbalan materi, jauh dari pengorbanan dan perjuangan.

Yang lebih kita khawatirkan lagi peserta didiknya mau jadi apa bukan soal, karena yang penting mengajar. Pintar bodoh, baik buruk perilaku para peserta didiknya, terampil dan bermoral atau tidak, bukanlah hal yang penting untuk menjadi perhatiannya. I don't care kira kira seperti itu.

Kerap menganggap tunjangan profesi dan yang lainnya sebagai tujuan utama sebagai dampak sertifikaasi guru yang diperolehnya. Walau kondisi ini sangat memprihatinkan, namun juga masih manusiawi, dan jamak terjadi di zaman yang serba materialistis seperti sekarang ini.

Amat rumit memang, jika kita melihat pula kondisi real nasib guru honorer yang masih mendapatkan upah pendidikan yang masih jauh dari kata layak, di sisi lain mereka punya kebutuhan keluarga yang sama seperti halnya ASN.

Honorer yang idealis agaknya sedikit menjadi pembeda. Berbekal gaji SAJUTA ( Sabar, Jujur, dan Tawadduk ) mereka tetap pada komitmennya sebagai pengabdi negara, mereka tidak terlihat konsumeristik "tak ada uang tak akan ada pelayanan".

Akhirnya hidup adalah pilihan.

Menjadi guru adalah pilihan. Guru "matre" sesungguhnya bukan pilihan.

Selanjutnya terserah anda..!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Pak dan semoga kita tidak termasuk guru matre ya Pak hehehe. Semoga sukses selalu ya pak.

23 Jan
Balas

29 Jan



search

New Post